Selasa, 06 Mei 2014

Mengapa Jamaah Haji dan Umroh Perlu Vaksin Meningitis?

        Berjuta umat manusia dari berbagai negara berkumpul di mekah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji. Pada tahun 2010, sekitar dua juta penduduk dunia pergi berhaji, termasuk 230.000 jemaah haji Indonesia. kepadatan jemaah haji yang tinggi memudahkan terjadinya penularan penyakit, seperti meningitis (radang selaput otak), influenza, dan penyakit pernafasan lain. Sedangkan jemaah umroh indonesia lebih banyak dari jemaah haji, yaitu sekitar 500 ribu karena umroh dapat dilaksanakan hampir sepanjang tahun kecuali pada musim haji.
         Arab saudi adalah negara epidemis terjadinya penyakit meningokokus. Selain itu, jemaah haji yang datang ke Mekah sebagian besar dari negara-negara Sub-sahara Afrika yang merupakan daerah Meningitis belt. Pada tahun 1987 dan 2000 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) meningitis meningokokus yang menimpa para jemaah haji di Arab Saudi. Terdapat sekitar 99 kasus meningitis meningokokus yang menimpa jemaah haji Indonesia dan 40 di antaranya meninggal (tahun 1987).
     Penyakit meningokokus merupakan penyebab kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Perlindungan terhadap meningokokus diperlukan untuk menghindari terjadinya penularan antar jemaah haji di Mekah dan mencegah pembawa penyakit (karier) setelah kembali lagi ke negara asalnya. Jemaah haji Indonesia umumnya belum mempunyai kekebalan alamiah yang didapatkan secara pasif terhadap meningokokus sehingga jemaah perlu memperoleh vaksinasi terhadap penyakit tersebut mengingat tingginya rersiko penularan dari jemaah haji yang berasal dari negara lain.
         Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, sejak tahun 2002 telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jemaah haji untuk memberikan vaksinasi meningokok tetravalen sebagai syarat pokok pemberian visa haji dan umroh, dalam upaya mencegah penularan meningitis meningokokus. Center Of Desease Control and Prevention (CDC) juga merekomendasikan vaksin apa saja yang diperlukan saat di Arab Saudi, diantaranya vaksin meningokok tetravalen (A/C/Y/W-135), vaksin rutin (polio, measles, mumps, rubela, tetanus, difteria, dan pertusis), vaksin influenza, serta vaksin-vaksin lain seperti hepatitis A, hepatitis B, tifoid. Pemberian vaksin meningokok sendiri cukup efektif mengurangi insidens meningitis meningokokus, terbukti pada tahun 1988 hanya ada 2 kasus dan tahun 1989-1991 tidak ada kasus. Namun, data tahun 1993 menunjukan ada 5 kasus dengan 2 kematian dan 4 karier diantara jemaah haji Indonesia yang kontak dengan penderita pada waktu di Arab Saudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar